Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) dituntut
untuk ikut berperan dalam pendampingan wanita di pedesaan. Ini dilakukan agar
mereka menjadi wanita-wanita yang tak termajinalkan serta lebih berdaya
meningkatkan taraf kehidupan keluarga.
“Saat ini sudah banyak wanita dipedesaan yang
telah mengenyam pendidikan sampai tingkat sarjana. Tetapi masih banyak pula
diantara mereka yng hnya mengenyam pendidikan de sekolah tingkat dasar,” ungkap
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Nina Soekarwo, ketika membuka Workshop
Public Speaking & Personal Branding oleh Helmi Yahya, di Gedung Pertemuan
Graha Wiyata Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Minggu (19/12).
Lebih jauh kata Nina mengatakan, sebagai Ketua TP
PKK Provinsi Jatim dirinya mengetahui betul keadaan wanita di Jatim terutama
mereka yang hidup di pedesaan. Para wanita desa itu kata dia masih banyak yang
termarjinalkan. Mereka tidak mempunyai keahlian selain mengurusi keluarga.
Mereka tidak mempunyai posisi tawar dalam keluarga. Dengan keadaan yang sedemikian
itulah banyak terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa para
wanita.
Dari kondisi tersebut salah satu upaya Pemerintah
Jawa Timur untuk mempersempit disparitas antar wanita dan laki-laki adalah
memberdayakan kaum wanita dengan pemberian bantuan hibah berupa modal sebesar
Rp 25 juta kepada setiap Koperasi Wanita (Kopwan). Pada Tahun 2010 hibah
tersebut telah diterima oleh 8.506 Kopwan yang tersebar di seluruh pedesaan
Jawa Timur.
Ketua ISWI Jawa Timur sekaligus Rektor Untag
Surabaya Prof. Dr. Hj. Ida Ayu Brahmasari, drg, Dipl.DHE, MPA. ISWI berdiri
sejak tanggal 3 Mei 1956 di Jakarta. Organisasi ini mempunyai tujuan antara
lain mempererat sarjana wanita di Indonesia, memperdalam ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mengamalkannya ke masyarakat, berperan aktif dalam
pengarustamaan gender dan ikut menekan angka KDRT.
Untuk diketahui, acara Workshop Public Speaking
& Personal Branding diadakan dalam rangka memperingati Hari Ibu tanggal 22
Desember 2010. Acara semakin terasa milik kaum ibu ketika sekumpulan siswa
taman kanak-kanak yunior dengan tingkah yang lucu mempertontonkan kepandaiannya
brpuisi, intinya menggambarkan bahwa ibu adalah segala-galanya bagi mereka.
Ketika sakit, senang, menangis, dalam kesulitan selalu membutuhkan keberadaan
ibu. Sebelum mengakhiri atraksi mereka secara bersama-sama menyanyikan lagu
“Bunda” ciptaan Melly Guslow, yang membuat Bude Karwo menitikkan airmata. (Surabaya
Pagi, 21 Desember 2010)