Hari ini 21 April 2012
tepat 133 tahun peringatan hari
Kelahiran Kartini, betapa bangganya saya terhadap beliau , karena kita termasuk
saya bisa menjadi Doktor seperti ini
berkat perjuangan RA Kartini yang memperjuangkan persamaan derajat kaum wanita dan pria terutama dalam hal
pendidikan .
Kartini
tumbuh di lingkungan Jawa yang teguh memegang adat-istiadat. Di tengah kuatnya
dominasi adat, Kartini berani berdiri untuk menantang semua adat itu.
"Peduli apa aku dengan segala tata cara itu... segala peraturan, semua itu
bikinan manusia, dan menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan
bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu... tapi sekarang mulai
dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, dan Kardinah) tidak ada tata cara lagi.
Perasaan kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal
itu boleh dijalankan" (Surat Kartini kepad Stella, 18 Agustus 1899).
Kartini memahami bahwa setiap manusia sederajat dan mereka berhak untuk
mendapat perlakuan yang sama. Kartini menolak adat Jawa yang membedakan manusia berdasarkan asal keturunannya.
Kebencian Kartini
terhadap segala bentuk etiket yang diskriminatif, mendorongnya untuk mengintip
nilai-nilai yang berlaku di kalangan teman-teman Belandanya. Kartini menganggap
bahwa peradaban mereka lebih tinggi dibandingkan masyarakat Jawa. Hal ini
terungkap dari petikan suratnya "Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang
baik-baik; orang baik-baik itu meniru perbuatan orang yang lebih tinggi lagi,
dan mereka itu meniru yang tertinggi pula ialah orang Eropa" (Surat
Kartini kepada Stella, 25 Mei 1899).
Diskriminasi yang dilakukan
Belanda telah mengajarkan bahwa pribumi atau bangsa Timur adalah rendah dan
bangsa Barat adalah mulia.Kartini menyimpulkan bahwa pangkal kemunduran dan rasa rendah diri yang dialami
oleh masyarakat adalah mundur dan minimnya pendidikan yang mereka rasakan. Kaum
pribumi adalah kaum terbelakang dan bodoh. Pendidikan menjadi hak patenbagi kalangan ningrat dan para penjajah.
Titik tolak
perjuangan Kartini diawali dengan membenahi pendidikan di kalangan pribumi, tak
terkecuali kaum wanita. Kartini membuat nota yang berjudul "Berilah
Pendidikan Kepada Bangsa Jawa" kepada pemerintah kolonial. Dalam nota
tersebut, Kartini mengajukan kritik dan saran kepada hampir semua Departemen
Pemerintah Hindia Belanda, kecuali Departemen angkatan Laut (Marine). "Aku
mau meneruskan pendidikanku ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku
lebih baik untuk tugas besar yang telah kupilih" (Surat Kartini kepada Ny.
Ovink Soer, 1900). Barat telah menjadi panutan dan kiblat Kartini untuk
melepaskan diri dari kungkungan adat. "Pergi ke Eropa. Itulah cita-citaku
sampai nafasku yang terakhir" (Surat Kartini kepada Stella, 12 Januari
1900). Namun cita-cita ini harus kandas di tangan para sahabat-sahabatnya yang
tak menginginkan Kartini memiliki maju .
Perjalanan
Kartini pada Tahun-tahun terakhir sebelum wafat,
ketika mendapatkan hidayah ini ...
Kartini menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bergolak di dalam
pemikirannya. Ia mencoba mendalami ajaran yang dianutnya, yaitu Islam. Ajaran
Islam pada awalnya tak mendapat tempat di benak Kartini. Hal ini dikarenakan
pengalaman yang tak mengenakkan dengan Sang ustadzah. Sang ustadzah menolak
menjelaskan makna ayat yang sedang diajarkan. Perjalanan Hidup Kartini akhirnya
bertemu dengan Kyiai ..... "Kyai, perkenankanlah saya menanyakan,
bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?".
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara
diplomatis itu. "Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?" Kyai Sholeh
Darat balik bertanya. "Kyai, selama hidupku baru kali ini aku sempat
mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu
indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan main rasa syukur hatiku kepada Allah,
namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang
keras penerjemahan dan penafsiran Al_Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran
itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?" dan
akhirnya diterjemahkan dalam bahasa Jawa sampai 13 juz karena Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga
belum selesai diterjemahkan seluruh
Quran ke dalam bahasa Jawa.
Kartini mendalami agama Islam,
ketika sudah mendapatkan hidayah , dimana disampaikan pada kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar
dari Darat, Semarang, telah merubah segalanya. Kyia Sholeh diminta
menterjedmahkan Al quran sebanyak 13 juz dari surat Alfatihah sampai surat
Ibrahim ....., dimana dalam memenuhi seruan di surat Al Baqarah ayat 193 .. Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti “ dari gelap
kepada cahaya” telah mendoronganya untuk
merubah diri dari pemikiran yang salah kepada ajaran Allah. Tak berlebihan jika
kita menyimpulkan bahwa tujuan Kartini adalah mengajak setiap wanita untuk
menjadi muslimah yang memegang teguh ajaran agamanya, Kartini bertekad untuk
menjadi seorang muslimah yang baik dengan memenuhi seruan Surat Al Baqarah ayat
193 .
Sejarah,
penggal waktu yang telah ditinggalkan. Sejarah, hanyalah saksi bisu yang bergantung pada kacamata manusia untuk membacanya.Adalah sebuah keharusan untuk membaca sejarah secara obyektif berdasarkan
fakta. Demikian halnya dengan perjuangan Kartini. Benarkah Kartini menginginkan kaum
wanita mengejar kesetaraan kedudukan dengan kaum laki-laki di semua bidang ? Obyektifitas adalah syarat utama untuk mengkaji sebuah sejarah. Yang jelas
Emansipasi sesuai kodrat wanita .
Harapanku
terhadap penerus kartini ini bisa meneruskan perjuangan sesuai dengan
perkembangan zaman, menurut saya sebagai penerus Kartini kita wajib mempunyai
Ilmu apapun yang ditekuni dan diminati serta dibutuhkan untuk bekal hidup ( dapat dikatakan sebagai intelektual kita
dalam menghadapi masalah kehidupan?
Bekal hidup baik di dunia dan di akherat ), selanjutnya kita mesti memiliki
Iman dan taqwa dalam menghadapi kehidupan karena dengan inilah kita mendapatkan maslaka yang akhirnya bisa menaikkan derajat
kaum perempuan , Demikian halnya dengan sejarah perjuangan R.A Kartini. Selama ini
yang dipahami dan dicatat dari perjuangan Kartini adalah semangat emansipasi
untuk menjadikan kaum wanita mempunyai hak yang sama dan sejajar dengan kaum
laki-laki.Sehingga
yang terlihat kemudian adalah wanita Indonesia yang tergopoh-gopoh untuk
menempatkan diri pada posisi-posisi yang didominasi oleh kaum pria. Kata
"emansipasi" telah bergeser penentangan terhadap fitrah kaum wanita
yang memang berbeda dengan lawan jenisnya.
Andai saja Kartini sempat
mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al Quran) maka tidak mustahil jika ia
akan menerapkan semaksimal mungkin semua kandungan ajarannya. Kartini sangat
berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudah terlanjur mapan. Kartini
juga memiliki modal ketaatan yang tinggi terhadap ajaran Islam. "Kami di
sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami
menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan
hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum
wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang
diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang
pertama-tama.
Kartini memahami bahwa kebangkitan
seseorang ditandai oleh kebangkitan cara berfikirnya. Kartini mengupayakan
pengajaran dan pendidikan bagi wanita semata-mata demi kebangkitan berfikir
kaumnya agar lebih cakap menjalankan kewajibannya sebagai seorang wanita. Kartini
bertekad untuk menjadi seorang muslimah yang baik dengan memenuhi seruan Surat
Al Baqarah ayat 193. Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada
cahaya telah mendoronganya untuk merubah diri dari pemikiran yang salah kepada
ajaran Allah. Tak berlebihan jika kita menyimpulkan bahwa tujuan Kartini adalah
: mengajak setiap wanita untuk menjadi muslimah
yang memegang teguh ajaran agamanya.
Terimakasih pada Ibuku tercinta yang sudah Almarhum ,sebagai
kartini ada masanya Yang memberikan kasih sayang sepenuh hati, Di
masa-masa sulit sekalipun tetap bertahan .Memberikan arti ketegaran , Ibuku tercinta,Yang dengan kelembutan kasih
sayang . Memberikan dorongan tuk bertahan & berjuang. Kesederhanaan adalah bersyukur, berdoa, dan berusaha. Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Jika kamu telah selesai untuk
satu urusan,kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh.Dan hanya
kepada Tuhanmulah kamu berharap. ( Q.S. Al Insyirah [94] : 6-8 ) .
Sekarangpun kita pada tahap kurva kehidupan masing
masing dan kita sikapi dengan
persiapan sesuai yang ada pada kita sesuai dengan kemampuan yang ada. Ya
Allah cita-cita Kartini terwujud tidak
lagi dipingit , dijodohkan, terbelenggu
dengan keluh kesahnya kartini …
Ya
takdirnya perempuan Emansipasi
sesuai kodrat dan
hebatnya kalau kita perhatikan sekarang sudah banyak perempuan penerus Kartini
antara lain adanya perempuan perempuan : Menteri, penerima Anugrah,
tidak ada pahlawan yang lahir tanpa seorang wanita, camat , bupati dan pejabat
, dosen / guru / guru besar , sopir taxi
,ahli dalam bidang apapun, astronot, kepala sekolah
dll ya sekarang tidak jauh kita semua perempuan
bangga dengan kartini sebagai
penerusnya emansipasi perempuan sesuai
kodratnya jangan lupa. Perempuan dengan yang tidak dapat disebut satu
persatu dan yang hebat peran ganda
yang lumayan ini patut dihargai, kalau kita kembali kemasa lalu jadi tertawa sendiri setiap
juara, Mahasiswa terbaik kebanyakan perempuan, ada lagi lihat saja ada perempuan yang dalam waktu bersamaan sedang memasak , membaca, mendengarkan ,
menerima telepon dstnya kita bisa
melihat di Bank saat melayani pelanggan
,dan juga di kantor tercinta.... maklum waktu
itu belum ada peran menjadi Ibu….ya Ibu
yang menghasilkan Pemimpin kita
semua dan yang membesarkan kita
dalam kandungannya 9 bulan
Mari kita
tingkatkan Peran perempuan di manapun kita berada sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepada kita sesuai kemampuan, bersinergi dengan pria melangkah bersama menggapai mimpi , mewujudkan cita –cita kartini . Mari
kita isi kehidupan yang hanya sekali dan waktupun terbatas ini sesuai dengan
Tujuan hidup kita .Menjalani Hidup seperti air mengalir mencari jalan
lain bila mengalami kebuntuhan , sebagai
perjalanan Hidup ... Bangga jadi perempuan
,bangga dengan peran kita ,iklas dengan
segala yang ada.
Bersyukur
ada Kartini yang lahir 21 April 1879 yang
sudah 113 tahun ini sehingga muncul ledakan Perempuannnya sebagai
cermin tragedy perempuan di abad itu … dan
mencetuskan Perubahan besar
bagi kebangkitan kaum perempuan Indonesia
ya karena Jiwanya yang membuat Kartini terinspirasi. Ada apa
dengan Kartini waktu itu menulis 150 surat kepada Ny dan Tuan Abandanon mungkin
waktu itu dianggap ibu jiwanya mungkin
bagi Kartini tidak ada cara lain hanya surat yang disulap menjadi lidah untuk
menyampaikan Hati nuraninya
karena Kartini terpasung dan keakaban keakraban pada mereka yang maju
di Eropah dan terbuka
dalam keluh kesah ....
Pesanku satu
lagi kepada perempuan Semuanya :
Apapun
keadaan diri, kita harus senantiasa bersyukur dan tetap bangga menjadi perempuan
dan perempuan ini telah menjadi dirinya
sendiri berkat perjuangan Kartini. Repeat
after me: “I believe that I am better and more important than anyone else” Kita
perempuan dengan segala
keterbatasannya ,
Selain
itu, kita juga butuh melatih dan memelihara keyakinan serta kepercayaaan diri.
Dengan menyadari kekuatan dan kelebihan sebagai perempuan yang kita miliki, dan
mau berjuang selangkah demi selangkah menuju sasaran hidup yang telah kita
tentukan, ditambah bekal kekayaan mental yang kita miliki, pastilah kemajuan
dan kesuksesan yang lebih baik akan kita peroleh. Namun “
kesuksesan dan kegagalan adalah perjalanan Hidup , tidak ada yang gagal
di dunia ini kecuali yang berhenti
berusaha . Terimakasih .
Penulis :
Dr . Hj .Ir .Tri Cicik W, SE , MM, MPsi
( Senior Manajer Pengembangan Perusahaan
PT Semen Gresik ( Persero )Tbk ).